-->

Kami Berbeda Tapi Kami Rukun, Kelas 6, Tema 2, Subtema 1, Pembelajaran 3

Kami Berbeda Tapi Kami Rukun-Hidup rukun merupakan impian setiap warga negara. Rukun dalam perbedaan akan memberikan kedamaian dan ketenteraman. Matahari belum tinggi ketika Edo, Dayu, dan teman-temannya bermain di halaman sekolah. Ada yang bermain lompat karet; ada yang bermain petak jongkok; ada yang bermain congklak di selasar kelas; dan sebagian lagi ikut dalam permainan Rangku Alu. Edo, Dayu, Siti, Udin, dan Beni memilih ikut permainan Rangku Alu bersama beberapa teman lain. Mereka memang lebih suka dengan permainan olah tubuh di luar ruangan. Baru beberapa hari yang lalu, teman baru mereka, Yanes yang memperkenalkan permainan ini. Yanes berasal dari Alor, Nusa Tenggara Timur. Permainan yang menggunakan tongkat bambu ini adalah permainan anak yang digemari di sana.

Edo, Dayu, dan teman-teman di SD Nusantara senang sekali mengenal permainan baru ini. Seru dan menantang!
Anak-anak di SD Nusantara justru gembira menyambutnya. Perbedaan warna kulit, adat, kebiasaan, atau bahasa tidak mereka anggap sebagai masalah. Semua akrab bermain bersama.
Pernah sekali waktu, ketika Edo bercanda akrab dengan Siti dan Dayu, Hendra berkomentar :
“Ih, Dayu, mau-maunya kamu bermain dengan Edo yang berkulit hitam. Nanti kulitmu yang putih tertular hitam, lho!” ejeknya.
“Ah, aku tak pernah pusing dengan warna kulit, tak pernah pusing dengan asal daerah. Aku dan Siti pun berbeda. Aku anak Bali, Siti anak Sumatra, tetapi kami saling memahami. Pertemanan hanya butuh waktu untuk saling menyesuaikan. Aku pun butuh waktu untuk menyesuaikan diri denganmu, Hendra.” balas Dayu tenang.
Hendra pun terdiam. Sesungguhnya, ia juga tak pernah mengalami masalah dengan temannya yang berbeda asal.
Begitulah, di SD Nusantara. Rukun, walau berbeda. Bermain bersama, tak peduli warna kulit. Semakin kaya karena mengenal adat dan bahasa daerah lain. Semakin kaya dengan bermain bersama aneka permainan tradisional. Rangku Alu, Benthik, Gobak Sodor, atau Cingciripit menjadi perekat yang menyenangkan.

Ayo Bertanya!
Seandainya kamu sedang bermain bersama mereka, tulis hal yang kamu ingin ketahui lebih lanjut tentang kerukunan dan persatuan di antara mereka dalam bentuk pertanyaan!
  1. Sikap apa saja yang mereka tunujukan dalam permainan tersebut?
  2. Mengapa sikap tersebut perlu ditunjukkan?
  3. Apakah yang mereka lakukan mencerminkan kerukunan?
  4. Mengapa sikap tersebut dibutuhkan dalam hidup bermasyarakat?
Apakah kamu telah menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupanmu sehari-hari. Jelaskan dan beri contoh! 
Nilai-nilai kerukunan dapat diterapkan dengan saling menghargai walaupun satu dengan yang lain memiliki perbedaan seperti perbedaan warna kulit, adat, kebiasaan, agama, atau bahasa bukan. Perbedaan ini bukanlah menjadi suatu penghalang untuk saling bekerjasama dan hidup rukun.

Apa manfaat yang kamu peroleh dari nilai-nilai tersebut? 
Ada begitu besar manfaat yang dapat diperoleh dari nilai tersebut, diantaranya yaitu menciptakan kerukunan walaupun dalam kondisi masyarakat yang beragam.

Ayo Cari Tahu!
Permainan Rangku Alu berasal dari Nusa Tenggara Timur. Dalam masyarakat Manggarai, Rangku Alu dilakukan untuk merayakan hasil panen perkebunan dan pertanian.

Cara bermain Rangku Alu
Alat yang digunakan:
4 buah bambu dengan panjang 2 meter.
Cara bermain:
  1. Pemain terdiri atas 2 kelompok, yaitu kelompok yang bermain dan kelompok yang menjaga.
  2. Kelompok yang menjaga menggerak-gerakkan bambu (empat orang berjongkok membentuk bidang persegi dan memegang dua bambu) sambil menyanyi.
  3. Kelompok pemain yang mendapat giliran bermain akan melompat di sela-sela bambu. Mereka harus menghindari jepitan bambu. Pelompat akan masuk dalam bidang persegi dan melompat-lompat sesuai irama buka-tutup bambu.
Nilai-nilai permainan:
Melatih konsentrasi, keberanian, disiplin, ketangkasan, kelincahan, dan ketepatan gerak.

Ayo Amati!
Alat yang kamu gunakan untuk bermain Rangku Alu terbuat dari bambu. Tahukah kamu bagaimana bambu berkembang biak? Bagaimana pula bambu menyesuaikan diri dengan lingkungan?

Bambu adalah salah satu jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia. Pohon bambu bisa tumbuh subur di negara Indonesia karena mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 

Pohon bambu memiliki bulu halus yang menempel pada bagian batang. Bulu halus tersebut lebih banyak tumbuh ketika pohon bambu masih berusia muda. Apabila pohon bambu sudah cukup tua dan keras, maka jumlah dari bulu halus tersebut akan semakin berkurang. Apabila bulu halus tersebut mengenai kulit manusia, maka akan menimbulkan rasa gatal secara sementara namun tidak berbahaya. Dalam bahasa Jawa, bulu halus pada pohon bambu disebut “lugut”. Fungsi dari bulu halus ini adalah untuk mempertahankan diri.

Selain itu bambu juga memiliki batang berongga, berakar serabut. Untuk bentuk daunnya pohon Bambu memiliki daun sejajar dan merupakan tanaman monokotil yang berkembangbiak dengan tunas.

Ayo Menulis!
Tulis laporan berdasarkan hasil pengamatanmu!
Sebelum kamu menulis laporan, perhatikan format dan struktur teks laporan berikut.

Struktur Teks Laporan
Struktur Teks Laporan terdiri dari dua bentuk, yaitu pernyataan umum atau klasifikasi (biasanya di awal paragraf) dan sejumlah paragraf yang berisikan aspek yang dilaporkan. 

Langkah-langkah Menulis Laporan Hasil Pengamatan
Untuk membuat laporan hasil pengamatan, perlu mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan, sehingga laporan hasil pengamatan yang dibuat dapat menjadi sebuah laporan yang tersusun secara rapi, runtut, dan menarik.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menulis sebuah laporan hasil pengamatan adalah sebagai berikut :
  1. Membuat judul laporan yang benar sesuai dengan pengamatan yang dilakukan.
  2. Menyusun kalimat pembukaan.
  3. Menyusun isi laporan yang berisi gagasan-gagasan pokok dan saran yang disertai alasan terhadap laporan hasil pengamatan.
  4. Menulis kalimat penutup.
Sekarang, tulislah laporan berdasarkan hasil pengamatanmu tentang tanaman bambu!

Tanaman Bambu tergolong dalam famili rumput-rumputan (Graminae). Tanaman Bambu merupakan tanaman berumpun yang terdiri dari sejumlah batang/ buluh yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung (tunas bambu), batang muda, dan batang dewasa pada umur 4 – 5 tahun. Bambu memiliki tiga bagian tubuh utama yang tampak, yaitu akar, batang, dan daun. 

Akar tanaman bambu merupakan akar serabut yang terdiri atas rimpang (rhizoma) yang berbuku dan beruas. Bagian pangkal akar rimpang bambu lebih kecil dari bagian ujungnya, dan setiap ruas mempunyai kuncup dan akar. Kuncup pada akar rimpang ini akan berkembang menjadi rebung yang akan keluar dari tanah dan menghasilkan tanaman baru. Tanaman bambu berkembangbiak menggunakan tunas yang disebut dengan rebung.

Batang tanaman bambu mempunyai bentuk silinder memanjang dan terbagi dalam ruas-ruas yang berongga. Tinggi tanaman bambu sekitar 0,3 sampai 30 meter. Diameter batang bambu sekotar 0,25 cm sampai 25 cm dengan ketebalan dinding sampai 2,5 cm. Batang bambu ketika masih muda diselimuti pelepah batang dan biasanya akan gugur ketika dewasa. Pada pelepah batang inilah terdapat bulu beracun yang disebut miang yang digunakan sebagai alat pertahanan diri.

Bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam.

Pada tanaman bambu terdapat perbedaan susunan daun dan tata letak daun pada fase muda dan fase tuanya. Pada fase muda, muncul daun tunggal dari tiap nodus-nodusnya. Daun tunggal pada fase muda ini antara lain daun berbentuk lanset, tepi daun rata, ujung daun lancip, memiliki tangkai daun yang sangat pendek yang langsung menempel pada nodus, sehingga tampak seolah-olah daun itu tidak memiliki tangkai. Selain itu, daun tunggal ini memiliki pertulangan daun sejajar dan permukaan daun licin. Merupakan daun tunggal dengan tata letak daun saling berhadapan dan berselang-seling. Daun yang masih muda terletak di bagian ujung batang muda, dan masih menggulung secara vertikal. Pada umumnya, daun yang terletak di bagian atas berukuran lebih besar dan lebih panjang daripada daun-daun tunggal yang terletak di bawahnya.

Pada bambu yang sudah dewasa, daun yang muncul dan tumbuh bukan lagi merupakan daun tunggal, melainkan daun majemuk. Dari tiap nodus batang utama, tumbuh ibu tangkai daun. Selanjutnya dari setiap nodus ibu tangkai daun, tumbuh anak tangkai daun, dan dari setiap nodus anak tangkai daun inilah baru muncul tangkai daun dan daun-daun majemuk. Daun majemuk pada fase dewasa ini merupakan daun majemuk menyirip ganjil. Bentuk satu helai daun majemuk ini sama dengan daun tunggal pada fase muda.

Bambu dapat bertahan hidup walaupun kekurangan air dengan cara menggugurkan daunnya sampai mendapai pasokan air yang cukup. Menggugurkan daun merupakan bentuk adaptasi tanaman bambu terhadap lingkungannya.

Banyak manfaat dari pohon bambu, mulai dari daun, batang dan bagian lainya. Tunas bambu atau rebung dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Bambu juga digunakan untuk membuat sumpit dan alat memasak lain seperti spatula, serta berbagai peralatan rumah tangga, seperti bakul nasi, tampah, perangkap ikan, topi bambu (caping).

Bambu sering dijadikan sebagai alat musik tradisional. Salah satunya adalah alat musik Angklung dan Seruling. Bambu juga digunakan sebagai bahan kerajinan dan dekorasi.

Cara Bambu Melindungi diri
Kalau kamu tadi mengamati dengan teliti, pohon bambu mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai bulu-bulu halus yang tajam. Bulu yang tajam tersebut terdapat pada batang. Bulu yang tajam tersebut melekat kuat dan dapat menyebabkan gatal-gatal.

Untuk dapat bertahan hidup, tumbuhan perlu menyesuaikan dan melindungi diri. 

Sekarang saatnya kamu menggali informasi lebih banyak lagi dari berbagai sumber tentang cara tumbuhan menyesuaikan dan melindungi diri. Kamu bisa bertanya kepada orang dewasa yang ada di sekitarmu, membaca buku, koran, majalah, atau dari berbagai situs di internet. 

1. Cara tumbuhan menyesuaikan diri
  • Memiliki daun yang lebar dan tipis. Contohnya tanaman teratai.
  • Menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan, contohnya tanaman jati.
  • Memiliki daun yang kecil-kecil seperti duri yang berfungsi untuk mengurangi penguapan air. Contohnya pada tanaman kaktus
  • Memiliki batang yang menggembung berisi rongga udara seperti spons sehingga dapat mengapung di atas air. Contohnya tanaman eceng gondok.
  • Memiliki akar napas atau pneumatofora. Contohnya pada tanaman bakau.
2. Cara tumbuhan melindungi diri
  • Tumbuhan melakukan perlindungan diri dengan menggunakan duri yang ada pada tubuhnya. Contohnya putri malu, salak, kaktus.
  • Melindungi diri dengan bulu atau rambut. Contohnya pohon bambu.
  • Melindungi diri dengan getah. Contohnya nangka dan karet.
  • Melindungi diri dengan aroma/bau. Contoh bunga bangkai.
  • Melindungi diri dengan cangkang yang keras. Contohnya buak kelapa, kelapa sawit, mahoni dll.
LihatTutupKomentar